Tuesday, 27 September 2011
Wednesday, 14 September 2011
Tuesday, 6 September 2011
Nur Kasih
In-Team (Putra Aiman / ITO Lara) | |||
Nur Kasih | |||
Bagaikan permata di celahan kaca | |||
Kerdipnya sukar tuk dibezakan | |||
Kepada Mu Tuhan ku pasrah harapan | |||
Moga tak tersalah pilihan | |||
Nur kasih Mu mendamai di kalbu | |||
Jernih setulus tadahan doaku | |||
Rahmati daku dan permintaanku | |||
Untuk bertemu di dalam restu | |||
( korus 1 ) | |||
Kurniakan daku serikandi | |||
Penyejuk di mata penawar di hati | |||
Di dunia dialah penyeri | |||
Di syurga menanti dia bidadari | |||
( korus 2 ) | |||
Kekasih sejati teman yang berbudi | |||
Kasihnya bukan keterpaksaan | |||
Bukan jua kerana keduniaan/( dunia ) | |||
Mekar hidup disiram nur kasih | |||
( doa ) | |||
Ya Allah kurniakanlah kami isteri | |||
Dan anak yang soleh | |||
Sebagai penyejuk mata | |||
( ulang korus1 & korus 2 ) | |||
(Mekar hidup ini disirami nur kasih) | |||
Di tangan-Mu Tuhanku sandar impian | |||
Penentu jodoh pertemuan | |||
Seandai dirinya tercipta untukku | |||
Rela ku menjadi miliknya | |||
( ulang korus1 & korus 2 ) | |||
(Mekar disiram nur kasih) |
Brothers | |||||
Doa Perpisahan | |||||
Pertemuan Kita Di Suatu Hari | |||||
Menitiskan Ukhwah Yang Sejati | |||||
Bersyukurku Ke Hadrat Ilahi Di Atas Jalinan Yang Suci | |||||
Namun Kini Perpisahan Yang Terjadi | |||||
Dugaan Yang Menimpa Diri | |||||
Bersabarlah Di Atas Suratan | |||||
Ku Tetap Pergi Jua | |||||
Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku | |||||
Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu | |||||
Ya Allah Bantulah Hamba Mu | |||||
Mencari Hidayah Daripada Mu | |||||
Dalam Mendidikkan Kesabaranku | |||||
Ya Allah Tabahkan Hati Hamba Mu | |||||
Di Atas Perpisahan Ini | |||||
"Teman Betapa Pilunya Hati Menghadapi Perpisahan Ini. | |||||
Pahit Manis Perjuangan Telah Kita Rasa Bersama. Semoga | |||||
Allah Meredhai Persahabatan Dan Perpisahan Ini. Teruskan | |||||
Perjuangan" | |||||
Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku | |||||
Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu | |||||
Ya Allah Bantulah HambaMu | |||||
Senyuman Yang Tersirat Di Bibirmu | |||||
Menjadi Ingatan Setiap Waktu | |||||
Tanda Kemesraan Bersimpul Padu | |||||
Kenangku Di Dalam Doamu | |||||
Semoga Tuhan Berkatimu | |||||
Thursday, 30 June 2011
Rendang Tak Berbuah - Hattan
Sunyi dan gelap, Terlantar dalam telanjang
Di pintu rindu, Hidup dan matiku disisimu
Sakit yang datang, Menguji kasih dan sayang
Antara merenda semalam, Mungkin takkan berbuah
Hanya memadukan, Namun tidak mengenyangkan
Musafir lalu nan dahaga, Di jalan panas membara
Begitulah hakikatnya, Di mahligai kesakitan
Yang mengundang sahabat, Saudara jauh dekat
Menghembus nafas pilu
Ibu mengertilah
Aku sengsara
Lemas berendam airmata
Rendang kasihmu
Dalam gelora
Jadi rebutan selamanya
Berikanlah pengertian, Waktuku di hujung jalan
Berbicara bahasa duka, Tanda penyesalan
Manapun aku berlabuh, Pastinya untuk desamu
Biarpun tak bersubur, Biarlah tak tertangguh
Di telapak kakimu
Sakit kurasakan,Jadi peneman
Masa semalam yang silam
Di pintu rindu, Hidup dan matiku disisimu
Sakit yang datang, Menguji kasih dan sayang
Antara merenda semalam, Mungkin takkan berbuah
Hanya memadukan, Namun tidak mengenyangkan
Musafir lalu nan dahaga, Di jalan panas membara
Begitulah hakikatnya, Di mahligai kesakitan
Yang mengundang sahabat, Saudara jauh dekat
Menghembus nafas pilu
Ibu mengertilah
Aku sengsara
Lemas berendam airmata
Rendang kasihmu
Dalam gelora
Jadi rebutan selamanya
Berikanlah pengertian, Waktuku di hujung jalan
Berbicara bahasa duka, Tanda penyesalan
Manapun aku berlabuh, Pastinya untuk desamu
Biarpun tak bersubur, Biarlah tak tertangguh
Di telapak kakimu
Sakit kurasakan,Jadi peneman
Masa semalam yang silam
Subscribe to:
Posts (Atom)